Selasa, 17 Mei 2011

Meminimalkan Risiko dengan Manajemen Risiko

            Sepanjang hidup, manusia selalu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang dapat menyebabkan hilang atau berkurangnya nilai ekonominya. Hal ini, mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan keluarga atau orang lain yang berkepentingan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti mengalami kejadian yang tidak pernah kita inginkan. Hal tersebut adalah risiko. Risiko sendiri adalah ketidakpastian tentang kejadian di masa depan. Jadi, risiko adalah sesuatu yang tidak dapat kita pastikan kejadiannya. Faktanya, banyak data yang saya ketahui bahwa orang-orang umumnya tidak memanajemen risiko dengan baik. Sehingga, banyak orang yang mau tidak mau harus menerima risiko dari usaha atau kegiatan yang dilakukan atau dari kejadian yang tidak diinginkan. Hal tersebut terjadi karena, masih banyaknya sebagian orang yang tidak sadar akan pentingnya memanajemen risiko.Risiko-risiko yang menjadi pertimbangan individu dalam manajemen risiko adalah risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti  bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Risiko tersebut adalah risiko yang tidak dapat dicegah, tetapi dapat diminimalkan kejadiannya.
              Risiko yang harus ditanggung atau dihadapi seseorang mempunyai tipe yang berbeda-beda. Jadi, dalam memanajemen risiko seseorang harus mengetahui benar apa yang akan di minimalkan risikonya. Untuk menghindari atau meminimalkan risiko-risiko yang tidak diinginkan, disarankan seseorang untuk mengasuransikan apa yang ingin dipertanggungkan. Karena, nilai ekonomi hidup manusia tercermin dalam besarnya proteksi atau lebih tepatnya dalam jumlah uang pertanggungan. Secara teoritis, jumlah uang pertanggungan ditetapkan sesuai dengan nilai ekonomi hidup manusia.Oleh karena itu, diharapkan tidak terjadi uang pertanggungan yang terlalu besar maupun terlalu kecil.
               Dalam memilih asuransi yang digunakan seseorang harus mempertimbangkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi baik buruknya tercapainya manajemen risiko. Mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, apa yang ingin dicapai, serta cara apa yang tepat digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut. Sebagai contoh, seorang kepala rumah tangga bernama Pak Udin mengasuransikan dirinya dengan asuransi jiwa. Asuransi jiwa tersebut diharakan dapat menjamin kehidupan keluarganya. Misalnya, kejadian yang tidak diinginkan dengan kematian dini. Risiko tersebut, tentunya menjadi pertimbangan bagi Pak Udin. Dalam menentukan jumlah uang pertanggungan atau premi yang harus dipenuhi setiap periode yang ditetapkan, Pak Udin harus mempertimbangkan atau menyeleksi risiko yang akan diterima. Sehingga risiko yang diterima tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi ekonomi hidup Pak Udin. Hal tersebut dimaksudkan, agar dalam pembayaran premi asuransi yang dibebankan oleh perusahaan asuransi, dapat dibayarkan oleh Pak Udin sesuai dengan kondisi keuangannya. Tujuan yang ingin dicapai adalah jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan oleh Pak Udin, tidak akan berakibat pada hilangnya sumber keuangan keluarga Pak Udin dalam jangka waktu tertentu, sampai dengan yang ditinggalkan dapat menyesuaikan dengan kondisi barunya.